Suckerhead memiliki nama besar di panggung musik metal tanah air Indonesia di awal dekade 90-an.
Di tahun 1987, anak muda Jakarta yang menyukai music cadas, yang identic dengan style pakaian hitam dan rambut gondrong punya tempat tongkrongan di salah satu Pub di daerah Metro Pondok Indah, Jakarta yaitu PID PUB.
Semakin lama tongkrongan ini semakin besar, dan menjadi komunitas. Mereka berinisiatif membuat acara yang lebih berfaedah daripada nongkrong-nongkrong nge gossip, mereka sepakat dan mengajukan ke pemilik PID PUB untuk mengisi acara di pub tersebut. Pemilik menyetujui ide mereka, mulailah setiap weekend mereka mengisi acara di pub tersebut dengan band-band dari komunitas itu sendiri secara bergantian.
Berjalannya waktu, komunitas ini semakin terkenal sampai ke luar Jakarta hingga ke luar negeri dan semakin banyak band-band yang satu visi dengan mereka ingin bergabung di komunitas itu dan salah satunya Suckerhead.
Nama Sucker Head itu sendiri terinspirasi dari merk korek api cap koin ‘SAKERHETS-TANDSTICKOR’, sepertinya mereka ga mau ribet, dan sebagai perokok di tahun itu yang belum ada kriket, atau zippo yang ada hanya korek api, maka dengan simplenya mereka ambil dari merk korek tersebut.
Dengan formasi awal Irfan Sembiring (gitar), Ali “Pohon” Akbar (gitar), Imran (Vokal), Hendra Priyatna (Bass) dan Ivan Tampubolon (drums).
Selain main di pub itu, mereka juga sempat manggung di SMAN 6 Jakarta tanggal 3 September 1989 membawakan lagu dari Slayer seperti Mandatory Suicide & Behind the Crooked Cross.
Karena di masa itu music thrash metal identic dengan music anak-anak berandalan dan tidak punya masa depan yang cerah alias Madesu, salah satu personil mereka Ali ‘Pohon’ memilih menjadi vokalis Whizzkid mungkin karena Whizzkid ber-genre hardrock yang saat itu sedang hype-hype dan terlihat lebih menjanjikan, sedangkan Imran lebih focus menjadi sound engineer band-band besar di Indonesia.
Lalu Irfan Sembiring mengajak Krisna J Sadrach (Bass) dan Yaya Wacked (Vokal), Nano/ Roseno Soeryadi (Gitar) dan Doddy Prijambodo (Drums) untuk melanjutkan band ini.
Namun saat acara di Pamsos SMA 6 Jakarta diawal tahun 1990, Lucunya Yaya memberikan info nama band yang salah ke panitia acara itu dan saat itu lah SAKERHETS mengubah penulisan nama bandnya menjadi SUCKER HEAD.
Pada saat itu mereka sering mengcover lagu-lagu dari Kreator dan juga Sepultura.
Akhir 1990, Yaya Wacked keluar karena merasa udah ga sejalan dan mencoba bersolo karir walaupun pada akhirnya membentuk kembali band Grausig, demikian pula dengan Doddy yang sibuk sama urusan sekolahnya. Maka seorang drummer baru pun direkrut, bernama Alfredo Anaduta yang menggantikan posisi Doddy, sedangkan di posisi vokal diisi oleh Irfan sambil tetap memainkan gitarnya, akan tetapi saat Suckerhead mengcover lagu Sepultura, Krisna yang mengisi vokalnya karena karakter suara Krisna berat seperti Max Cavalera. Dan inilah formasi ketiga dari Suckerhead.
Di tahun 1992 para personil Sucker Head mulai bosan mengcover lagu-lagu band thrash metal lain , maka mereka mulai membuat lagu-lagu sendiri dan mencoba membuat album. Semakin banyak materi lagu terkumpul, semakin terasa bahwa Irfan punya idealisme yang berbeda yang tidak bisa diterima oleh personil lainnya. Akhirnya Irfan mengundurkan diri dan membentuk Rotor. Disitulah posisi Irfan tergantikan oleh Untung, seorang gitaris thrash metal asal Cimahi, Bandung yang sebelumnya adalah vokalis sekaligus gitaris dari Jamrock cikal bakal dari Jamrud. Walaupun posisi ini sempat di isi oleh Jaya gitaris dari band Roxx.
Di formasi inilah, Awal 1994 Sucker Head mulai lagi meneruskan membuat lagu untuk melengkapi materi album pertama, namun kembali terhambat oleh Alfredo yang waktu itu masih belajar di SMA. Keputusan cepat pun diambil dengan menonaktifkan Alfredo dan merekrut drummer baru Robin Hutagaol yang waktu itu masih main di Grausig.
Di tahun 1995 Sucker Head mendapat kontrak dengan label Aquarius Musikindo untuk merilis album pertama “The Head Sucker” dengan formasi Krisna J. Sadrach (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Robin Hutagaol (drum). Album perdana ini ternyata mendapat sambutan yang baik yang membuat pihak label melanjutkan kontrak band untuk merilis album-album selanjutnya.
Tahun 1996, album ke 2 keluar yaitu “Manic Depressive” dirilis dengan formasi personil yang sama dengan album pertama.
Tahun 1998 di proses pembuatan album ke-3, Robin mengundurkan diri dan membentuk Brain The Machine sehingga proses rekaman pun dilanjutkan dengan drummer baru bernama Bakar Bufthaim yang pada saat itu baru keluar dari Rotor. Sebenarnya Bakar bukan orang baru buat Sucker Head, karena sebelumnya posisi dia adalah 2nd drummer yang mengisi drum jika Robin berhalangan, dan dia juga sempat mengisi drum 1 lagu di album The Head Sucker.
Akhirnya Album ke 3 “Paranatural” dirilis berbarengan dengan krisis moneter di Indonesia. Album ini juga dirilis di Malaysia di bawah label Pony Canyon. Dengan formasi yang berbeda lagi dengan album sebelumnya. Dimana Line up-nya : Krisna J. Sadrach (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Bakar Bufthaim (drum).
Tahun 1999, dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Sucker Head, maka dirilislah album ke 4 “10 tahun Agresi” yang isinya adalah kompilasi lagu-lagu dari 3 album terdahulu ditambah 3 lagu baru dengan konsep yang lebih fresh.
Tahun 2003 para personil Sucker Head kembali ke studio membuat konsep baru agar music mereka lebih terdengar modern namun tetap ekstrim.
Dengan berbekal studi banding pada waktu konser selama tahun 2002, maka dirancanglah album ke 5 dengan konsep lagu yang ‘heavy groove & tight metal’.
Pada prosesnya Untung mengundurkan diri dan digantikan oleh Medy / Sumedi Marmono pada tahun 2002 dan juga sempat digantikan oleh Alfa Putra di tahun 2005 – 2007 yang di kemudian sempat memperkuat Boomerang dan Getah, namun akhirnya Medy balik lagi ke Suckerhead pada tahun 2007.
Februari 2004 Sucker Head menjadi band pembuka “Helloween” band asal Jerman yang bertajuk “Helloween Indonesia Tour 2004”.
Album ke 5 ‘Hipertensi’ dirilis oleh Krossover Records di akhir tahun 2004.
Tahun 2007 Suckerhead dipilih sebagai band pembuka di acara konser band Sodom. Dan di tahun 2012, Suckerhead menjadi band pembuka Soulfly.
Empat tahun berikutnya tepatnya tanggal 2 Agustus 2016, Sang Legenda Metal Krisna J. Sadrach meninggal dunia karena kanker paru-paru, yang sebelumnya sudah menyelesaikan album ke-6 nya bertajuk Simphoni Kehidupan namun belum sempat dirilis. Album ini baru di rilis di acara Magnitude Hammersonic setahun berikutnya yang dijadikan ajang penghormatan kepada almarhum sebagai persembahan Sucker Head featuring Roy Jeconiah pada vokal dan dibantu Daeng Oktav eX- Edane pada bass.
Pada 6 September 2021 Gitaris Medy/ Sumedi Marmono meninggal dunia akibat stroke, yang disusul 6 bulan berikutnya meninggalnya Bakar Bufthaim akibat serangan jantung.
Kini wasiat tongkat estafet dari ‘Sang Legenda Metal’ berada di tangan Sang Istri, yang dengan sekuat tenaga mencoba bangkit kembali. Terutama begitu melihat dan menerima derasnya aliran doa serta pesan motivasi dari para pecinta music metalhead tanah air. Dan berawal dari situlah, sebuah master rekaman album studio Sucker Head milik Almarhum yang sempat tak tersentuh selama lima tahun pun akhirnya diwariskan.
Begini pesan almarhum saat itu “Semuanya kutinggalkan untuk kamu, kamu yang urus – aku sudah tidak peduli lagi, aku akan pergi. Aku percaya kamu bisa mengurus semuanya. You’re the only person that I Trust “
Check on Youtube :
Youtube Side Omme Store - Suckerhead : Pioneer Thrash Metal Indonesia